Everest 2015
Sutradara
Baltasar Kormaur
Penulis
Simon Beaufoy, Mark Medoff
Pemain Film
Rob Hall (Jason Clarke), Ang Dorjee (Ang Phula
Sherpa), Michael Groom (Thomas M. Wright), Andy Harold Harris (Martin
Henderson), Neal Beidleman (Tom Goodman-Hill), Lopsang (Pemba Sherpa), Doug
Hansen (John Hawkes), Yasuko Namba (Naoko Mori), Jon Krakauer (Michael Kelly),
Helen Wilton (Emily Watson), Beck Weathers (Josh Brolin), Scott Fischer (Jake
Gyllenhaal), Jan Hall (Keira Knightley)
Tanggal Rilis
18 September 2015
Durasi
2 jam
Genre
Adventure, Drama, Thriller, True Story
Film Everest menyajikan gambaran tentang bagaimana
ketika seseorang nekat dan tak patuh dengan sinyal yang diperlihatkan alam.
Sinyal ini untuk memberikan lampu kuning pada setiap orang agar tidak menantang
alam yang tak dapat diprediksi secara akurat. Keegoisan semakin memperparah
keadaan membuatnya terlihat memburuk, seperti film Everest yang berdasarkan
kisah nyata para pendaki nekat yang hanya mengikuti nafsu belaka tanpa
mempertimbangkan kondisi yang sudah berubah 360 derajat menjadi lubang kematian
buat dirinya dan teman - temannya. Berdasarkan kisah nyata, penulis sendiri
juga sudah pernah mengalami hal yang sama saat mendaki, tetapi bukan di gunung
sesulit Everest. Namun berhasil melewati dengan baik, tanpa rasa nekat dan
sebagainya yang membahayakan orang lain.
Film ini dipelopori oleh sekelompok pendaki yang
akan melakukan pendakian ke Gunung Everest yang akan dipandu oleh Rob Hall
pemilik biro ekspedisi “Adventure Consultants” dan Scott Fischer untuk biro
“Mountain Madness”. Dalam film diceritakan, kalau Rob harus berangkat kembali
ke Nepal meninggalkan istri tercintanya yang sedang hamil untuk mengantarkan
klien terkenal seperti Jon Krakauer, Beck Weather, Doug Hansen, Yasuko Namba
dan pendaki lainnya ke puncak berelevasi 8848 meter diatas permukaan laut.
Jason Clarke yang berperan sebagai pemandu dalam
perjalanan ekstrim ini memberikan pengantar mengerikan saat pertemuan pertama
bersama kliennya. Dia menjelaskan betapa sadisnya Everest saat orang tidak
sanggup beradaptasi, perbedaan suhu dan tekanan drastis membuat banyak
penyakit, gangguan hingga berujung kematian yang mengenaskan. Cerita ini
membuat beberapa takut, sebagiannya malah tertantang. Namun tidak semudah itu
untuk mencapai puncak sejati everest karena semua kliennya harus melakukan
pelatihan dan adaptasi selama 40 hari.
Keberangkatan pun dimulai keesokan harinya
menggunakan helikopter menuju ke Lukla, Nepal. Latar tempat di Nepal dan
sutradara berhasil membuat penonton tercengang akan keindahan alam yang
disajikan, kebudayaan serta kehidupan masyarakat setempat yang padat merayap
menyatu antara manusia, binatang dan alam. Sesaat keheningan menyelimuti
monumen pendaki, terasa dingin, tenang, damai dan menyedihkan saat ada pendaki
yang turun dengan bantuan dragbar yang diangkut oleh tim lain.
Pelatihan pun dilakukan sangat baik sejauh itu.
Tragedi membuat mereka semakin terbiasa dengan kondisi yang ada saat melakukan
pemanjatan di Everest. Gejala everest yang diterangkan diawal mulai
bermunculan, disini lah insiden mulai berdatangan menghalangi kliennya. Adegan
yang dimainkan oleh aktor hebat pilihan Baltasar Kormaur memang sangat ahli
sehingga setiap adegannya pun terlihat natural, membuat penonton tegang ketika
insiden jatuh maupun longsor terjadi.
Dan perjalanan inti mereka adalah puncak Everest
yang dilakukan 10 Mei sesuai perencanaan awal. Keindahan gelap malam menyajikan
kegagahan gunung, ditambah gemerlap cahaya headlamp sungguh memanjakan mata
setiap yang melihatnya. Perjalanan menuju puncak tidak semudah yang
dibayangkan, banyak hal fatal terjadi akibat kesalahan orang – orang yang
egois. Tali pengaman di Hillary Step tidak ada, kepleset sedikit saja nyawa
melayang. Dan yang lebih fatal lagi kelakuan kliennya, Doug Hansen yang
memaksakan diri untuk summit dengan kondisi lemah, kehabisan oksigen dan
gemuruh awan hitam yang mulai mendekat ke puncak. Kurang tegas tentang resiko
dan aturan yang berlaku dalam mendaki puncak everest membuat satu per satu
tumbang, termasuk Rob sendiri yang mati di puncak selatan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari film Everest
adalah ingat selalu “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Keegoisan
dan nafsu yang sudah kental menutupi mata, telinga dan akal pikiran menjadikan
seseorang terjatuh kedalam jurang yang dibuatnya sendiri. Film ini sangat
direkomendasikan buat yang ingin belajar mendaki dari pengalaman buruk yang ada
supaya bisa berbenah lebih baik.
Score yang penulis berikan untuk film Everest adalah
8.2/10.
No comments:
Post a Comment