Thursday 11 August 2016

Review Sinopsis dan Tokoh Film Everest : Puncak Keegoisan Pendaki Bodoh



Everest 2015
 


Sutradara
Baltasar Kormaur

Penulis
Simon Beaufoy, Mark Medoff

Pemain Film
Rob Hall (Jason Clarke), Ang Dorjee (Ang Phula Sherpa), Michael Groom (Thomas M. Wright), Andy Harold Harris (Martin Henderson), Neal Beidleman (Tom Goodman-Hill), Lopsang (Pemba Sherpa), Doug Hansen (John Hawkes), Yasuko Namba (Naoko Mori), Jon Krakauer (Michael Kelly), Helen Wilton (Emily Watson), Beck Weathers (Josh Brolin), Scott Fischer (Jake Gyllenhaal), Jan Hall (Keira Knightley)

Tanggal Rilis
18 September 2015

Durasi
2 jam

Genre
Adventure, Drama, Thriller, True Story

Film Everest menyajikan gambaran tentang bagaimana ketika seseorang nekat dan tak patuh dengan sinyal yang diperlihatkan alam. Sinyal ini untuk memberikan lampu kuning pada setiap orang agar tidak menantang alam yang tak dapat diprediksi secara akurat. Keegoisan semakin memperparah keadaan membuatnya terlihat memburuk, seperti film Everest yang berdasarkan kisah nyata para pendaki nekat yang hanya mengikuti nafsu belaka tanpa mempertimbangkan kondisi yang sudah berubah 360 derajat menjadi lubang kematian buat dirinya dan teman - temannya. Berdasarkan kisah nyata, penulis sendiri juga sudah pernah mengalami hal yang sama saat mendaki, tetapi bukan di gunung sesulit Everest. Namun berhasil melewati dengan baik, tanpa rasa nekat dan sebagainya yang membahayakan orang lain.


Film ini dipelopori oleh sekelompok pendaki yang akan melakukan pendakian ke Gunung Everest yang akan dipandu oleh Rob Hall pemilik biro ekspedisi “Adventure Consultants” dan Scott Fischer untuk biro “Mountain Madness”. Dalam film diceritakan, kalau Rob harus berangkat kembali ke Nepal meninggalkan istri tercintanya yang sedang hamil untuk mengantarkan klien terkenal seperti Jon Krakauer, Beck Weather, Doug Hansen, Yasuko Namba dan pendaki lainnya ke puncak berelevasi 8848 meter diatas permukaan laut.
Jason Clarke yang berperan sebagai pemandu dalam perjalanan ekstrim ini memberikan pengantar mengerikan saat pertemuan pertama bersama kliennya. Dia menjelaskan betapa sadisnya Everest saat orang tidak sanggup beradaptasi, perbedaan suhu dan tekanan drastis membuat banyak penyakit, gangguan hingga berujung kematian yang mengenaskan. Cerita ini membuat beberapa takut, sebagiannya malah tertantang. Namun tidak semudah itu untuk mencapai puncak sejati everest karena semua kliennya harus melakukan pelatihan dan adaptasi selama 40 hari.
Keberangkatan pun dimulai keesokan harinya menggunakan helikopter menuju ke Lukla, Nepal. Latar tempat di Nepal dan sutradara berhasil membuat penonton tercengang akan keindahan alam yang disajikan, kebudayaan serta kehidupan masyarakat setempat yang padat merayap menyatu antara manusia, binatang dan alam. Sesaat keheningan menyelimuti monumen pendaki, terasa dingin, tenang, damai dan menyedihkan saat ada pendaki yang turun dengan bantuan dragbar yang diangkut oleh tim lain.


Pelatihan pun dilakukan sangat baik sejauh itu. Tragedi membuat mereka semakin terbiasa dengan kondisi yang ada saat melakukan pemanjatan di Everest. Gejala everest yang diterangkan diawal mulai bermunculan, disini lah insiden mulai berdatangan menghalangi kliennya. Adegan yang dimainkan oleh aktor hebat pilihan Baltasar Kormaur memang sangat ahli sehingga setiap adegannya pun terlihat natural, membuat penonton tegang ketika insiden jatuh maupun longsor terjadi.
Dan perjalanan inti mereka adalah puncak Everest yang dilakukan 10 Mei sesuai perencanaan awal. Keindahan gelap malam menyajikan kegagahan gunung, ditambah gemerlap cahaya headlamp sungguh memanjakan mata setiap yang melihatnya. Perjalanan menuju puncak tidak semudah yang dibayangkan, banyak hal fatal terjadi akibat kesalahan orang – orang yang egois. Tali pengaman di Hillary Step tidak ada, kepleset sedikit saja nyawa melayang. Dan yang lebih fatal lagi kelakuan kliennya, Doug Hansen yang memaksakan diri untuk summit dengan kondisi lemah, kehabisan oksigen dan gemuruh awan hitam yang mulai mendekat ke puncak. Kurang tegas tentang resiko dan aturan yang berlaku dalam mendaki puncak everest membuat satu per satu tumbang, termasuk Rob sendiri yang mati di puncak selatan. 


 Kesimpulan yang bisa diambil dari film Everest adalah ingat selalu “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Keegoisan dan nafsu yang sudah kental menutupi mata, telinga dan akal pikiran menjadikan seseorang terjatuh kedalam jurang yang dibuatnya sendiri. Film ini sangat direkomendasikan buat yang ingin belajar mendaki dari pengalaman buruk yang ada supaya bisa berbenah lebih baik.
Score yang penulis berikan untuk film Everest adalah 8.2/10.

No comments:

Post a Comment