Sunday 7 August 2016

Review Sinopsis dan Tokoh Drama Korea Movie Miracle in Cell No 7 : Keterbelakangan Bukan Penghalang Rasa Cinta Terhadap Orang Tua Tersayang


Miracle in Cell No 7


Sutradara
Lee Hwan-kyung

Penulis
Lee Hwan-kyung, Kim Hwang-sung, Kim Young-suk

Pemain Film
Lee Yong-gu (Ryu Seung-ryong), Ye-sung (Kal So-won), Ye-sung dewasa (Park Shin-hye), Jang Min-hwan (Jung Jin-young), So Yang-ho (Od Dal-su), Choi Chun-ho (Park Won-sang), Kang Man-beom (Kim Jung-tae), Shin Bong-shik (Jung Man-shik)

Tanggal Rilis
23 Januari 2013

Durasi
2 jam 7 menit

Genre
Drama, Comedy

Miracle in Cell No 7 adalah salah satu film korea yang telah memberi banyak arti kasih sayang seorang ayah pengidap keterbelakangan mental yang tiada hentinya mencoba untuk membahagiakan putri cantiknya, karena ayah tetap lah ayah di mata anak, begitu pula sebaliknya. Dengan cara yang berbeda untuk menyampaikan kasih sayangnya mengingat cacat mental yang dimilikinya. Selain itu film miracle in cell no 7 juga memberikan arti kebaikan yang mampu mengubah keadaan semula yang hambar menjadi penuh warna, karena dari satu kebaikan akan melahirkan kebaikan lainnya, dan penulis sangat percaya itu. Hal itu tersampaikan lewat kebaikan Yong-gu menolong ketua penjara, Jang Min-hwan yang terjebak dalam kebakaran akibat ulah salah satu napi. Di scene lain pun sutradara Lee Hwan-kyung menampilkan jiwa pengorbanan Yong-gu saat napi lain ingin mencelakai sahabat penjaranya, So Yang-ho. Dalam jiwa terdalam, rasa iba dan haru senantiasa menyertai penulis sampai – sampai film ini mampu menggetarkan hati penulis yang tergugah ingin menolong Ye-sung dan ayah tercintanya agar keluar dari permasalahan yang mengganggu senyum manis canda tawa mereka berdua.
Film ini dimulai saat Ye-sung dewasa menjalani sidang peradilan untuk menyelesaikan perkara kasus penculikan, pembunuhan dan tindak seksual terhadap anak seorang komisaris jenderal kepolisian. Sutradara hanya memberikan cuplikan singkatnya saja, kemudian membawa penonton flashback ke masa Ye-sung kecil. Seorang gadis cilik nan cantik yang mengidam – idamkan tokoh sailor moon karena terinspirasi keberaniannya dalam menumpas kejahatan. Lirik dan gerakan khas sailor moon sudah melekat dalam jiwa Ye-sung sampai suatu ketika dirinya menginginkan tas sailor moon yang tinggal satu – satunya, tetapi sang ayah belum memiliki uang, dari situ lah konflik utama film ini berasal.
Berbekal ambisi besar membelikan putri kesayangannya tas sailor moon, masalah pun memuncak saat dia tertangkap basah membunuh dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur yang ternyata adalah anak yang ditemuinya di toko saat itu. Alhasil Yong-gu harus berurusan dengan pihak kepolisian dan disekap dalam jeruji besi selama waktu yang belum ditentukan mengingat proses peradilan yang belum dilakukan. Lalu dilakukan reka ulang oleh pihak kepolisian, disini lah muncul keanehan yang mungkin tidak disadari penonton. Latar hujan deras dengan keramaian orang yang ingin menyaksikan langsung serta terjadi keributan juga, teriakan Ye-sung dapat terdengar jelas oleh sang ayah yang menurut penulis ini cukup mengambang.


Di balik jeruji besi ini, Ryu Seung-ryong berkenalan dengan napi satu sel nya Chun-ho (penipuan), Man-beom (perzinahan), Yang-ho (gangster / pemimpin sel no 7), kakek Seo (penipuan) dan Bong-shik (pencopet). Perkenalan awal disambut dengan pukulan dan cacian dari mereka akibat perbuatannya kejinya pada anak kecil. Namun selang beberapa hari, para sahabatnya menculik Ye-sung pada acara hiburan yang diselenggarakan di penjara tersebut. Kekonyolan Man-beom yang cukup menggelitik terlihat saat membawa gadis cilik itu menyusup kedalam sel, muka panik, keringat dingin, sampai gerak – gerik yang tak beraturan melewati polisi yang sedang bertugas. Setelah berhasil kembali kedalam ruang sel, dia pun melepaskan nafas panjang tanda tenang bercampr deg – degan dalam misi membawa Ye-sung untuk bertemu ayahnya. Betapa terharunya melihat linangan air mata, pukulan lembut tangan hingga teriakan luapan emosi mendalam putrinya seakan – akan merasa kehilangan sosok ayah. 


Hari – hari dalam sel memberikan banyak perubahan pada kamar no 7, mulai dari mengajarkan baca tulis, menyanyi, tolong menolong dan rasa cinta yang sesungguhnya antara ayah dan anak, sehingga sel mereka tak pernah sepi. Lawakan – lawakan keluar begitu saja mengisi sudut ruangan yang kecil tanpa ada sekat diantara satu sama lain, sehingga tertawa lepas menjadi cara mengakrabkan diri satu sama lain.
Melihat kelakuan Yong-gu yang amat sayang sama anaknya, kelima sahabatnya ini merasa aneh jika tuduhan pembunuhan hingga pemerkosaan dijatuhkan pada ayah Ye-sung. Dibuat lah semacam olah TKP dan reka ulang yang mampu menyimpulkan bahwa memang benar si aneh idiot dituduh akibat salah paham masyarakat maupun sikap tidak profesional polisi dalam menyelesaikan kasus. Para sahabat pun tidak mau duduk santai, usahanya membantu Yong-gu agar dapat mengerti pertanyaan hakim dan menjawabnya dengan percaya diri. Tapi takdir berkata lain, usaha keras Yong-gu malah tak berbuah hasil yang disebabkan oleh ancaman komisaris kepolisian terhadap anaknya jika dia tidak menerima hukumannya. Ancaman itu menyudutkan psikologisnya, hingga melontarkan jawaban sebaliknya membuat hilangnya senyum putri cantiknya. Amarah polisi Jang Min-hwan yang berteriak tak terima akan pernyataan tersebut mencoba menyadarkan si idiot yang terus menerus berkata bohong sehingga keputusan hakim bulat melaksanakan hukuman mati pada 23 desember mendatang.
Mencoba untuk tegar, satu – satunya yang dapat dilakukannya. Dilain sisi, So Yang-ho dan kawan – kawan tak bisa tinggal diam dan berusaha agar Yong-gu bebas dari hukuman mati yang tak seharusnya diterima olehnya. Sayang, lagi – lagi usaha mereka tidak berjalan maksimal, tali balon udaranya menyangkut pada kawat besi tembok penjara.


Di akhir cerita, penulis tak sanggup lagi menahan air mata. Dialog, backsound dan kelihaian para pemain yang mampu menjiwai karakternya masing – masing terlihat natural. Jeritan seorang idiot yang meminta maaf agar tidak dihukum mati membuatnya stres harus meninggalkan Ye-sung, gadis kecil kesayangannya. Air mata yang tak henti mengalir dari Yong-gu ikut mengalirkan air mata sang anak yang menyemangati ayah tercintanya, karena Ye-sung tidak tahu bahwa itu adalah pertemuan terakhir dengan ayahnya yang akan dihukum mati.


Film korea yang berjudul Miracle in Cell No 7 akan menjadi tontonan bagus buat anak – anak maupun orang tua, agar bisa menerapkan sisi baik karakter Yong-gu dan Ye-sung di kehidupan nyata.
Score yang penulis berikan untuk film korea Miracle in Cell No 7 adalah 9.5/10.

No comments:

Post a Comment